Konsumtif
?
Mungkin
tidak asing lagi bagi kebanyakan orang, dan mungkin juga asing bagi beberapa
orang padahal mereka telah menerapkan pola hidup konsumtif.
Sebelum
lebih jauh, kita definisikan dulu apa itu pola konsumtif. Pola konsumtif adalah
suatu sifat mendasar pada kehidupan setiap orang yang ingin menggunakan setiap
barang-barang yang ada tanpa memperdulikan seberapa pentingkah barang barang
tersebut, terutama barang-barang yang berhubungan dengan teknologi tapi bukan
hanya barang teknologi saja melainkan setiap barang yang hanya ingin dipakai
atau dapat dikatakan tidak ingin menciptakan suatu barang atau tidak ingin
mengetahui bagaimana cara pembuatan barang tersebut. Hal itu dapat disebut
tindakan konsumtif.
Saya
sendiri tergolong sedikit konsumtif. Banyak barang yang saya beli, adalah
barang yang pada saat pembeliannya tidak mempertimbangkan manfaat atau
kebutuhannya. Pertimbangan nya hanya karena “lapar mata” atau dapat dibilang
barang tersebut bagus di mata saya sendiri. Saya pecinta sepatu, karena sepatu
merupakan salah satu kebutuhan untuk kaki menapak dijalan. Dan bagi saya,
sepatu juga dapat menunjang penampilan. Entah sudah berapa banyak sepatu yang
ada dirumah, dan banyak yang tidak terpakai. Baik yang masih dalam kondisi baru
atau bahkan rusak, karena terlalu lama disimpan. Pertimbangan ketika saya
membeli sepatu, sebenarnya yang utama adalah faktor kenyamanan nya. Kemudian
bentuk atau model nya. Kalau masalah harga, itu relatif bagi saya. Terkadang
sepatu murah, tidak selalu tidak nyaman. Dan sepatu mahal, tidak selalu awet.
Konsumtif
itu sendiri, tidak harus terus menerus tentang barang. Tetapi juga konsumtif
terhadap gaya hidup. Kalau untuk gaya hidup, saya juga dapat digolongkan
konsumtif. Semisal dalam kurun waktu satu minggu, bisa 1-3 kali saya pergi ke
mall atau sekedar makan di luar. Ataupun untuk bertemu teman di coffee shop.
Pola
konsumtif sudah mulai banyak ditemukan pada kaum urban masa kini. Contohnya
saja, teman saya. Denanda Audia, namanya. Dia juga memiliki kecintaan pada sepatu,
dan dalam pembeliaan sepatu yang ia pertimbangkan adalah masalah harga dan
model yang ia sukai.
Namun
pola konsumtif tidak hanya ditemui pada kaum wanita saja. Kaum lelaki pun
memiliki sifat konsumtif. Seperti salah satu teman laki-laki saya yang bernama
Tommy Harianto. Dia memiliki hairstyle yang membutuhkan pomade (minyak rambut)
agar terlihat rapih. Dalam satu bulan saja, dia mampu membeli sampai 3 kaleng
pomade. Dan harga persatuan nya dapat dikatakan tidak cukup murah, range harga
nya 150ribu-350ribu/kaleng. Harga nya memang tidak murah, karena pomade yang
dia sering beli tersebut adalah barang import. Disamping itu tidak dapat
ditemukan di mall, hanya bisa dibeli via online store.
Atau
teman laki-laki saya lain, yaitu M. Rudito. Dia sering sekali membeli sepatu
dan baju. Baju dan sepatu yang sering ia beli, tergolong barang branded. Hal ini
sebenarnya tidak terlalu konsumtif, karena ia membeli barang tersebut karena
kebutuhan pekerjaan dia sebagai vokalis band.
Saya
menyadari dampak pola konsumtif tidak hanya negatif saja ada juga positifnya.
Tapi seperti yang kita tahu “Segala sesuatu jika berlebihan pasti tidak baik”
berlaku juga pada pola konsumtif jika berlebihan maka mrugikan kita dan orang
lain. Berikut dampak positif dan negatif dari pola konsumtif :
Dampak
Positif :
· Dapat mempermudah masyarakat dalam
melaksanakan kegiatan. Contohnya pada suatu perusahaan mereka menggunakan
barang-barang berteknologi canggih dalam melaksanakan kegiatan perusahaannya.
· Dapat mengurangi jumlah pengangguran.
Kenapa? Jelas karena semakin bertambahnya permintaan tenaga kerja pun semakin
dibutuhkan.
· Membuat generasi semakin baik. Lihat
saja kita umur 5 tahun apakah sudah mengerti bahasa asing, internet, telepon
genggam, dan masih banyak lagi.
Dampak
negatif :
·
Pemborosan, Banyak sekali barang yang
dibeli kemudian tidak dipakai lagi.
·
Dapat membuat orang hidup serba praktis.
Dan hal tersebut menjadikan kita malas.
·
Kurangnya bersosialisasi langsung.
Jadi
sebaiknya kita jauhilah pola hidup konsumtif yang berlebihan. Kenapa ? karena
pola hidup konsumtif yang berlebihan merupakan pola hidup yang tidak baik dan
akan merugikan diri sendiri dan orang lain.