Sabtu, 19 Oktober 2013

POLA KONSUMTIF

Konsumtif ?
Mungkin tidak asing lagi bagi kebanyakan orang, dan mungkin juga asing bagi beberapa orang padahal mereka telah menerapkan pola hidup konsumtif.

Sebelum lebih jauh, kita definisikan dulu apa itu pola konsumtif. Pola konsumtif adalah suatu sifat mendasar pada kehidupan setiap orang yang ingin menggunakan setiap barang-barang yang ada tanpa memperdulikan seberapa pentingkah barang barang tersebut, terutama barang-barang yang berhubungan dengan teknologi tapi bukan hanya barang teknologi saja melainkan setiap barang yang hanya ingin dipakai atau dapat dikatakan tidak ingin menciptakan suatu barang atau tidak ingin mengetahui bagaimana cara pembuatan barang tersebut. Hal itu dapat disebut tindakan konsumtif.

Saya sendiri tergolong sedikit konsumtif. Banyak barang yang saya beli, adalah barang yang pada saat pembeliannya tidak mempertimbangkan manfaat atau kebutuhannya. Pertimbangan nya hanya karena “lapar mata” atau dapat dibilang barang tersebut bagus di mata saya sendiri. Saya pecinta sepatu, karena sepatu merupakan salah satu kebutuhan untuk kaki menapak dijalan. Dan bagi saya, sepatu juga dapat menunjang penampilan. Entah sudah berapa banyak sepatu yang ada dirumah, dan banyak yang tidak terpakai. Baik yang masih dalam kondisi baru atau bahkan rusak, karena terlalu lama disimpan. Pertimbangan ketika saya membeli sepatu, sebenarnya yang utama adalah faktor kenyamanan nya. Kemudian bentuk atau model nya. Kalau masalah harga, itu relatif bagi saya. Terkadang sepatu murah, tidak selalu tidak nyaman. Dan sepatu mahal, tidak selalu awet.

Konsumtif itu sendiri, tidak harus terus menerus tentang barang. Tetapi juga konsumtif terhadap gaya hidup. Kalau untuk gaya hidup, saya juga dapat digolongkan konsumtif. Semisal dalam kurun waktu satu minggu, bisa 1-3 kali saya pergi ke mall atau sekedar makan di luar. Ataupun untuk bertemu teman di coffee shop.
Pola konsumtif sudah mulai banyak ditemukan pada kaum urban masa kini. Contohnya saja, teman saya. Denanda Audia, namanya. Dia juga memiliki kecintaan pada sepatu, dan dalam pembeliaan sepatu yang ia pertimbangkan adalah masalah harga dan model yang ia sukai.

Namun pola konsumtif tidak hanya ditemui pada kaum wanita saja. Kaum lelaki pun memiliki sifat konsumtif. Seperti salah satu teman laki-laki saya yang bernama Tommy Harianto. Dia memiliki hairstyle yang membutuhkan pomade (minyak rambut) agar terlihat rapih. Dalam satu bulan saja, dia mampu membeli sampai 3 kaleng pomade. Dan harga persatuan nya dapat dikatakan tidak cukup murah, range harga nya 150ribu-350ribu/kaleng. Harga nya memang tidak murah, karena pomade yang dia sering beli tersebut adalah barang import. Disamping itu tidak dapat ditemukan di mall, hanya bisa dibeli via online store.
Atau teman laki-laki saya lain, yaitu M. Rudito. Dia sering sekali membeli sepatu dan baju. Baju dan sepatu yang sering ia beli, tergolong barang branded. Hal ini sebenarnya tidak terlalu konsumtif, karena ia membeli barang tersebut karena kebutuhan pekerjaan dia sebagai vokalis band.

Saya menyadari dampak pola konsumtif tidak hanya negatif saja ada juga positifnya. Tapi seperti yang kita tahu “Segala sesuatu jika berlebihan pasti tidak baik” berlaku juga pada pola konsumtif jika berlebihan maka mrugikan kita dan orang lain. Berikut dampak positif dan negatif dari pola konsumtif :

Dampak Positif :
·        Dapat mempermudah masyarakat dalam melaksanakan kegiatan. Contohnya pada suatu perusahaan mereka menggunakan barang-barang berteknologi canggih dalam melaksanakan kegiatan perusahaannya.
·     Dapat mengurangi jumlah pengangguran. Kenapa? Jelas karena semakin bertambahnya permintaan tenaga kerja pun semakin dibutuhkan.
·        Membuat generasi semakin baik. Lihat saja kita umur 5 tahun apakah sudah mengerti bahasa asing, internet, telepon genggam, dan masih banyak lagi.

Dampak negatif :
·         Pemborosan, Banyak sekali barang yang dibeli kemudian tidak dipakai lagi.
·         Dapat membuat orang hidup serba praktis. Dan hal tersebut menjadikan kita malas.
·         Kurangnya bersosialisasi langsung.

Jadi sebaiknya kita jauhilah pola hidup konsumtif yang berlebihan. Kenapa ? karena pola hidup konsumtif yang berlebihan merupakan pola hidup yang tidak baik dan akan merugikan diri sendiri dan orang lain.